Tuesday, January 6, 2015

Tiket Mahal Meningkatkan Keselamatan Penerbangan, Apa Iya?

Membaca artikel di media massa tentang Menteri Perhubungan Ignatius Jonan yang akan mengeluarkan peraturan tarif batas bawah penerbangan, dengan argumen bahwa hal tersebut dapat meningkatkan keselamatan penerbangan, menurut saya, sedikit banyak itu betul, terutama untuk beberapa tindakan keselamatan berikut ini:

1. Pembatalan / delay penerbangan karena hambatan alam
2. Melakukan perawatan suku cadang pesawat sesering mungkin.

Saya coba menggunakan informasi dari sini untuk membuat simulasi pembiayaan maskapai penerbangan.

Pesawat biasanya masuk ke maintenance center yang namanya Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO). Artikel tersebuut menyebutkan bahwa perawatan overhaul pesawat Boeing 737 bisa mencapai $2,000,000. Kalau kita pakai kurs USD1 = Rp. 12.500,- maka biaya sekali overhaul adalah Rp. 25,000,000,000. Itu overhaul. Kalau maintenance biasa adalah $500.000 atau Rp. 6,250,000,000. 

Jadi misalnya nih, tarif penerbangan murah untuk rute Jakarta - Yogyakarta yang menggunakan pesawat dengan kapasitas Boeing 737 dengan kapasitas 200 penumpang, dipatok tarifnya Rp. 400.000. Ini berarti, untuk menutup biaya maintenance biasa, pesawat tersebut harus mengangkut 15625 penumpang, alias pesawat harus terbang 79 kali (pembulatan ke atas). Asumsi, pesawat terbang seminggu 14 kali (Jakarta - Yogya dan Yogya - Jakarta). Berarti biaya maintenance biasa akan tertutup dalam waktu 5-6 minggu (pembulatan ke atas). Kasar-kasarnya, pesawat baru bisa maintenance dalam waktu paling cepat 5-6 minggu.

Bagaimana dengan overhaul? Dengan cara berhitung yang sama, maka biaya overhaul akan tertutup dalam waktu kira2 22 minggu (hampir 5.5 bulan)

Bagaimana dengan tarif Rp. 1.000.000 ? Dengan asumsi jumlah penumpang dan frekuensi penerbangan yang sama, biaya maintenance akan tertutup dalam waktu sekitar 2-3 minggu dan overhaul dalam 8-9 minggu.

Sekali lagi, simulasi di atas dilakukan dengan asumsi pesawat full capacity (200 penumpang) dan terbang rutin 2 kali sehari. Lalu, saya belum menghitung berapa biaya lainnya termasuk avturnya :)

Jika pesawat hanya didedikasikan untuk satu rute penerbangan, for the sake of service quality, maka dengan tarif murah seperti di atas, dan kapasitas penumpang yang belum tentu penuh, maka akan berat bagi maskapai untuk membiayai perawatan pesawat.

Saya melihat satu cara yang "sangat gila" dengan benar-benar mengesampingkan masalah service kepada penumpang, yaitu ketepatan waktu, dilakukan oleh Singa Udara (saya samarkan saja namanya). Satu pesawat mereka bisa melayani berbagai rute kombinasi "basah" dan "kering" dalam satu hari. Saya perkirakan minimal satu pesawat mereka bisa melayani minimal 3-4 rute sehari dan dilakukan tiap hari. Dengan biaya murah, tentu saja. Dengan jumlah pesawat mencapai 500-an, saya kira sulit untuk maskapai lain bersaing dengan maskapai ini di level harga murah di negeri ini. Tapi dugaan saya, metode ini efektif untuk menutup biaya maintenance. Tetapi ya itu tadi, ketepatan waktu dikorbankan. Tetapi ini mungkin cocok diterapkan di Indonesia yang memiliki pepatah sakti "Biar lambat asal selamat".... 

Simulasi ini hanya saya buat untuk jenis keselamatan penerbangan yang berkaitan dengan maintenance pesawat. Tidak untuk jenis keselamatan penerbangan yang lain, seperti misalnya keamanan dari tindakan penembakan (seperti yang pernah dialami oleh Malaysia Airlines tahun 2014 dan juga Korean Air di tahun 1980-an). 

Perhitungan tarif yang dikaitkan dengan lamanya biaya maintenance tertutup sebenarnya sangat penting. Maskapai tidak perlu melakukan "pemaksaan terbang" alias "kejar setoran" apabila cuaca tidak memungkinkan untuk terbang. Berbagai cerita yang saya dengar tentang pilot Indonesia adalah: mereka sangat berani terbang bahkan dalam cuaca yang buruk. Salut, tetapi sebaiknya maskapai tidak "memanfaatkan" keberanian mereka dengan pertaruhan nyawa seluruh penumpang. Lebih baik delay / cancel daripada tidak sampai.

Semoga ke depan penerbangan Indonesia mencapai zero-accident tiap tahun.

No comments:

Post a Comment